Tidur dengan bantal disimpulkan sebuah penelitian sebagai cara beristirahat yang paling tepat.
Setiap hari manusia membutuhkan waktu untuk beristirahat karena sudah seharian beraktivitas. Nah, cara termudah mengembalikan kesegaran tubuh adalah dengan tidur, setidaknya sekitar delapan jam perhari.
Salah satu kebiasaan tidur orang Indonesia dan sebagian orang Asia lainnya adalah menggunakan bantal, baik bantal kepala dan bantal guling.
Ternyata, sebuah penelitian terbaru menyebutkan bahwa kebiasaan tersebut sangat baik untuk kesehatan tubuh.
Menggunakan bantal telah menjadi kebiasaan manusia saat tidur sejak zaman dahulu kala.
Pasalnya, bantal berfungsi sebagai penunjang kenyamanan saat tidur efektif membuat kita terbangun lebih segar pada pagi hari.
Keberadaan bantal berhasil terlacak oleh peneliti pada zaman Mesopotomia kuno di daerah Irak dan sekitarnya.
Pada peradaban tersebut, peneliti memprediksi orang-orang Mesir Kuno menggunakan batu yang dibangun menjadi balok untuk menopang kepala mereka saat tidur.
Orang-orang Tionghoa Kuno membuat lempengan dari porselen atau keramik untuk dimanfaatkan sebagai bantal.
Berdasarkan penelitian dari University of Rochester Medical Centre, menggunakan bantal saat tidur merupakan kebutuhan yang tidak bisa terhindarkan.
Tim peneliti menjelaskan, tulang belakang manusia harus tetap berada pada posisi normal saat tidur. Bantal pun menjadi solusi untuk menjaga keselarasan tulang belakang.
Tentu saja, setiap orang memiliki bentuk tulang belakang yang berbeda, tetapi komposisi tulang belakang yang ideal adalah tertarik lurus dari telinga ke pergelangan kaki, seperti kala kita berdiri tegak.
Nah, posisi tidur terbaik harus membentuk tulang belakang seperti gambaran tersebut.
“Sementara kasur memainkan peran penting dalam menjaga tulang belakang bagian bawah sejajar dengan benar, bantal adalah kunci untuk menjaga leher dalam posisi yang tepat,” jelas Bill Fish, seorang pelatih kesehatan tidur bersertifikat.
Dia menambahkan, apabila tulang belakang tidak sejajar dengan bagian tubuh lainnya, bisa menyebabkan ragam masalah, seperti nyeri otot, persendian, dan ligamen menegang lebih dari normal.
Semua kondisi tersebut berisiko berujung pada cedera serius, salah satunya tendon pecah.
Peneliti menuliskan, sering tidur dalam posisi tulang belakang tidak ideal menyebabkan cakram punggung menjadi lemah dan seiring waktu berakhir kronis.
Menggunakan bantal, kata peneliti, mampu mencegah kesengsaraan tersebut.
Uraian hasil penelitian menuliskan, posisi bantal menjadi unsur penting untuk menciptakan keselarasan tulang belakang.
Hati-hati tidur dengan bantal yang terlalu tinggi karena akan menempatkan otot leher, punggung, dan bahu dalam posisi tegang.
Oleh karena itu, disarankan untuk menempatkan bantal pada posisi yang bisa menjaga leher sejajar dengan dada dan punggung bagian bawah.
Peneliti tak lupa merekomendasikan agar setiap orang mengganti bantal tidur setidaknya satu tahun sekali.
Menurut penjelasan Natoinal Sleep Foundation, bantal menyerap minyak tubuh, sel-sel kulit mati, dan rambut sehingga menjadikannya lingkungan tempat berkembang biak tungau debu.
Bagaimana mengetahui saat untuk mengganti bantal? Cobalah melipat bantal Anda menjadi dua bagian. Nah, apabila bantal tidak langsung kembali ke posisi awal, berarti tanda sudah harus segera diganti dengan yang baru.